Radar
Surabaya merupakan sebuah media cetak yang semula bernama Koran Reformasi Suara
Indonesia. Radar tidak hanya ada di Surabaya dengan nama “Radar Surabaya” namun
terdapat 21 Radar di beberapa kota lainnya,
contohnya adalah Sidoarjo dan Gresik. Radar Surabaya ini telah berdiri
sendiri atau mandiri sehingga berbeda dengan radar lain. Perbedaan Koran Radar
Surabaya dengan Koran Radar lain yaitu, Koran Radar Surabaya memiliki 12
halaman sedangkan ada Koran Radar Sidoarjo dan Gresik masing-masing memiliki 4
halaman saja. Terdapat perbedaan pula pada koran Radar dengan koran Surya
yaitu, berita yang dimuat pada koran Surya terkait berita yang ada di Jawa
Timur.
Pada kunjungan kali
ini, kami peserta Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) ditemani oleh
Bapak Fail selaku Manajer Pemasaran dan Ibu Opi. Bapak Fail menjelaskan bahwa
di halaman pertama Koran Radar Surbaya 90% murni berita asal Surabaya sedangkan
halaman-halaman berikutnya berita terkait tentang ekonomi, olahraga, nasional
dan sebagainya.
Wartawan harus memiliki komitmen waktu, karena pada dunia
pers harus menyajikan berita yang fresh atau up to date sehingga wartawan mencari dan mendapatkan berita dengan
waktu yang efisien. Pada dunia jurnalistik terdapat 3 teknik yaitu, teknik
wawancara, teknik liputan/investigasi, dan teknik penulisan. Pada teknik
penulisan merupakan suatu teknik yang sangat penting karena jika kita telah
mendapatkan berita-berita yang bagus dan menarik tetapi kita tidak dapat
mengolahnya menjadi sebuah berita, hal tersebut sangat disayangkan.
Cara memberi wawasan kepada wartawan baru yang memulai
karirnya, akan diberi perbaikan saat wartawan telah menyetorkan berita kepada
atasan lalu jika terdapat kesalahan akan diperbaiki dan wartawan akan mengamati
dan menjadikan hal tersebut menjadi sebuah pembelajaraan.
Pada majalah siswa/mahasiswa
terdapat istilah “stopper” yaitu mengisi atau menutup kolom berita yang kosog
dengan karikatur, gambar, iklan dan sebagainya. Terdapat ciri berita yang tidak
dimuat di sebuah media cetak yaitu berita tersebut tidak menarik atau tidak
tajam. Jika wartawan tidak sempat untuk bertemu dengan narasumber yang dituju
dan sedang mengejar deadline pengumpulan, maka wartawan akan melakukan “foto
lepas” sehingga wartawan menulis berita berdasarkan foto yang didapatkannya,
namun tidak boleh menulis menggunakan angan-angan.
Lalu kunjungan kami diakhiri
oleh pembelajaran yang kami dapatkan langsung dari wartawan Radar, kami sharing apa saja tugas yang
beliau-beliau lakukan sehingga kami dapat mengetahui banyak informasi yang
beiau punya.